Sahabat pasti akan selalu setia menemani dalam kondisi apapun yang terjadi dan tidak akan pernah melupakan sahabatnya selamanya sampai mati.
I Love Indonesia
Sabtu, 16 Agustus 2025
Sabtu, 25 Juli 2020
"Asyiknya Kuliah di Unirow Tuban"
Universitas PGRI Ronggolawe atau
Unirow ini, sebuah Universitas yang berada di utara kota Tuban, Jawa Timur yang
telah terakreditasi B dari BAN-PT. Unirow Tuban ini menjadi salah satu Universitas yang menjadi kebanggaan masyarakat
Tuban, Jawa timur.
Perkenalkan saya mahasiswa
semester 6 dari prodi Ilmu Komunikasi. Saya masuk di Universitas ini pada tahun
2017. Hampir 3 tahun lebih sudah menjadi bagian dari mahasiswa Unirow Tuban
ini.
Bersyukur, sangat senang, bahagia,
dan menjadi kebanggaan tersendiri apabila kuliah di kampus Unirow Tuban. Rasa lelah
dan letih saya jalani kuliah selama 3 tahun di kampus Unirow Tuban ini.
Dalam perkuliahan ini kita
bisa mengenal banyak teman baru dari latar belakang yang berbeda-beda. Sangat senang
dan asyik banget apabila ngobrol bareng dengan teman-teman yang lainnya.
Dalam prodi Ilmu Komunikasi
dapat memberikan pelajaran dan manfaat banyak bagi keidupan sehari-hari. Dosen-dosennya
sangat ramah-ramah dalam memberikan materi dan asyik apabila diajakin ngobrol
bersama.
Alhamdulillah selama 3 tahun
ini tidak ada kendala dan masalah yang saya hadapi dalam perkuliahan ini dan
selalu tepat waktu apabila ada pembayaran ini dimulai.
Dalam pandemi covid-19 yang
terjadi saat ini, perkuliahan harus dilakukan secara daring (online) untuk bisa
melaksanakan pembelajaran dengan dosen yang bersangkutan.
Demikian sedikit cerita
singkat perjalanan asyik kulia di Unirow Tuban. Semoga bisa menberikan manfaat
untuk semuanya.
~ TERIMA KASIH ~
Sabtu, 06 Juni 2020
TANTANGAN KEAKURATAN BERITA DAN 2 PELUANG JURNALISTIK MEDIA ONLINE
Era globalisasi dan keterbukaan informasi
sudah tidak dapat dipungkiri memberi dampak bagi banyak aspek kehidupan
manusia, tidak terkecuali bidang jurnalistik. Munculnya internet dan media baru
menimbulkan julukan baru bagi media massa seperti radio, televisi, koran
sebagai media konvensional. Tentu julukan ini memberikan dampak positif maupun
negatif bagi media massa tersebut seperti terlihat dari perubahan channel informasi,
media konvesional berlomba-lomba untuk masuk di online media, termasuk juga
didalamnya pelaku medianya, seperti konsep citizen journalism yang bukan lagi merupakan hal asing bagi
masyarakat, dimana citizen journalism dimaknai
bahwa siapa saja bisa menjadi jurnalis, siapa saja bisa menulis dan mengunggah
berita.
Kemunculan citizen journalism dapat menjadi ancaman serius bagi
jurnalis profesional, karena setiap orang dianggap mampu dan bisa menyampaikan
informasi sejajar dengan jurnalis. Hal tersebut juga mendororong munculnya
sikap skeptis terhadap keberadaan media baru dan profesionalisme warga dalam
menyampaikan berita. Seperti yang dituliskan oleh Kurniawan (2006) bahwa salah
satu pemimpin redaksi portal online terbaik di Indonesia mengakui tentang
kekhawatirannya akan turunnya kredibilitas portalnya, hal ini didasari oleh
keraguan atas masalah hukum atau kurangnya pemahaman warga atas kode etik
jurnalistik dari warga yang melaporkan berita.
Kondisi tersebut menjadi salah satu tantangan
bagi para jurnalis profesional untuk terus mampu beradaptasi dengan
berkembangnya channel informasi yang mengarah ke new media namun juga harus tetap menjaga koridor etika
jurnalistik. Hal ini harus dilakukan agar media konvensional tidak ditinggalkan
oleh audiencenya dan kontrol atas berita yang disampaikan oleh warga (produk citizen journalism)
tetap terjaga kredibilitasnya. Selain itu untuk menjaga nama baik dan profesionalitas
seorang jurnalis sendiri.
Senin, 11 Mei 2020
JURNALISTIK MEDIA ONLINE
Di era jaman modern seperti sekarang,
perkembangan internet sangat begitu cepat. Jurnalistik lewat dunia maya
pun berkembang. Kita menyebutnya jurnalisme media online.
Di luar negeri seperti Amerika khususnya Benua Eropa, Jurnalistik media online
menjadi pesaing yang cukup berat untuk Jurnalistik media cetak, khususnya Koran
dan Majalah. Pengertian Jurnalistik online yaitu peliputan, penulisan dan
penyebarluasan berita melalui internet, situs web (website), atau media
online.
Online adalah istilah bahasa dalam
internet yaitu sebuah informasi yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja
selama masih ada jaringan internet. Oleh sebab itu jurnalisme online adalah
perubahan baru dalam ilmu jurnalistik. Media online menyajikan informasi cepat
dan mudah diakses dimana saja.
Jurnalistik dapat dipahami sebagai proses
peliputan, penulisan, dan penyebarluasan informasi (aktual) atau berita melalui
media massa. Secara ringkas dan praktis, jurnalisitk bisa diartikan sebagai
“memberitakan sebuah peristiwa”.
Jadi jurnalistik online dapat didefinisikan
sebagai sebuah proses penyampaian informasi melalui media internet, terutama
website. Karena merupakan sebuah perkembangan baru dalam dunia media,
website pun dikenal juga dengan sebutan “media baru” (new media).
Online Journalism atau
lebih dikenal dengan nama jurnalisme online lahir pada tanggal 19 Januari 1998,
ketika Mark Drugde membeberkan cerita perselingkuhan Presiden Amerika Serikat
Bill Clinton dengan Monica Lewinsky atau yang sering disebut “monicagate”.
Ketika itu, Drugde berbekal sebuah laptop dan modem, menyiarkan berita tentang
“monicagate” melalui internet. Itulah awal mula merebaknya jurnalisme
online. Kenyataan yang dipaparkan di atas menyatakan bahwa jurnalisme online
itu seolah-olah bukanlah jurnalisme Hal ini disebabkan karena orang yang tidak
mempunyai ketrampilan jurnalistik pun bisa bercerita melalui jurnalisme online
tersebut.
Perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi dalam dekade terakhir ini telah membawa perubahan yang sangat besar
dalam industri komunikasi yang sangat memungkinkan terjadinya konvergensi media
dengan menggabungkan media massa konvensional dengan teknologi komunikasi. Hal
ini dapat terlihat pada media cetak besar yang ada di Indonesia sekarang mulai
memanfaatkan teknologi komunikasi dengan membuat portal berita online.
Konvergensi media ini pula melahirkan jurnalisme baru yaitu jurnalisme media
online.
Di Indonesia, perkembangan jurnalistik online
dapat di lihat dari bermunculnya situs situs berita online, seperti okezone
.com, detik.com, vivanews.com dan kapanlagi.com dan juga sekarang Koran
Koran seperti kompas, media Indonesia, republika, Koran tempo, juga
memperkuat berita cetaknya dengan versi online. Maka dari itu jika media online
dapat di kelola dengan sangat baik dan professional, bisa jadi akan menyaingi
bahkan dapat menggusur media- media cetak seperti Koran atau tabloid yang di
garap asal jadi.
Keunggulan dari Jurnalistik media online
yaitu :
· Berita-berita yang disampaikan jauh lebih
cepat, bahkan setiap menitnya dapat di-up date. Peristiwa-peristiwa besar yang
baru saja terjadi dapat dilihat dan diketahui dengan membaca berita di media
online, masyarakat juga tidak perlu menunggu hari esok. Faktor yang cepat
seperti inilah yang tidak diperoleh lewat media cetak dan membuat media online
sangat dibutuhkan bagi mereka yang ingin mengetahui perkembangan dunia setiap
saat.
· Untuk mengakses berita-berita yang disajikan,
tidak hanya dapat dilakukan lewat komputer atau laptop saja yang dipasangkan
internet, tetapi lewat HP pun bisa sehingga sangat mudah dan praktis untuk kita
akses.
· Pembaca media online dapat memberikan
tanggapan atau kritik dan komentar secara langsung terhadap berita-berita yang
disukai atau tidak disukainya dengan mengetik pada kolom komentar yang telah
disediakan oleh penulis. Pembaca tidak perlu menulis surat pembaca yang
pemuatannya bisa membutuhkan waktu beberapa hari.
Media online makin dipilih dan sangat
di gemari oleh kalangan jurnalistik dan masyarakat karena tidak hanya dapat
mencari dan memperoleh informasi semata, tetapi juga dapat melakukan komunikas
tertulis dengan narasumber. Melalui fasilitas e-mail (surat elektronik),
wartawan dapat melakukan wawancara secara tertulis kepada narasumber berita.
Dalam aktivitas jurnalistik, wawancara melalui e-mail saat ini sangat
memiliki efektivitas dan efisiensi yang tinggi.
Adapun kekurangan dari Jurnalistik media
online yaitu:
· Jurnalisme online untuk mengkonsumsinya harus
berada di depan komputer dan harus mempunyai Hp untuk membaca informasi yang
ada di web.
· Pembaca sangat harus dan bisa mengoperasi
internet melalui computer ataupun Hp.
Berhubungan dengan internet banyak media saat ini berlomba-lomba untuk mengkonvergensi medianya
dengan internet. Karena memudahkan untuk pembaca dalam mengakses medianya. Hal
itu merupakan keuntungan yang sangat besar bagi pemiliki media. Akan tetapi
konvergensi media yang saat ini banyak terjadi sangat membuka peluang bagi
masyarakat awam untuk berpartisipasi dalam menjadi citizen jurnalism.
Dalam Dunia jurnalisme online selalu tidak jauh-jauh dengan citizen
journalism yang merebak seiring perkembangan new media itu sendiri.
Walaupun demikian, menjadi seorang citizen journalist yang tidak
dinaungi oleh institusi apapun juga harus dan perlu belajar, minimal tahu dari
dasar-dasar jurnalistik itu sendiri.
Sumber :
Jumat, 30 November 2018
Jurnal Komunikasi Desa
Nama : Wahyu Kartiko Bimantoro
NIM/NPM : 1208170025
Mata Kuliah : Sistem Komunikasi Indonesia
Tema : Komunikasi Desa
Jurnal 1 :
Pembangunan
Pedesaan Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi.
Jurnal 2 : Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Desa
A. Pendahuluan
Jurnal
1, menjelaskan
bahwa pembangun pedesaan mengalami perubahan signifikan dalam konsep maupun
prosesnya. Konsep pembangunan saat ini tidak sebatas pada sektor agraris dan
infrastruktur dasar saja tetapi mengarah pada pengembangan Teknologi Informasi
dan Komunikaientasikansi.
Di dalam Jurnal 1, Pembangunan masyarakat dan
pengembangan wilayah di pedesaan telah banyak melibatkan berbagai
faktor-faktor; seperti sosial, ekonomi, budaya dan teknologi dalam proses
pembangunan saling berinteraksi satu sama lain.
Terdapat tiga aspek komunikasi
yang berkaitan dengan pembaungan :
- Pendekatan yang berfokus pada pembangunan suatu bangsa dan peran media massa dapat menyumbang dalam upaya tersebut.
- Pendekatan yang lebih spseifik dalam memahami peranan media massa dalam pembangunan nasional.
- Pendekatan yang berorintasi pada perubahan yang terjadi pada pada komunitas lokal yang ada di desa.
Peran media massa dalam
komunikasi semaki berkembang dengan munculnya media baru. Munculnya masayarakat
desa untuk membangun dirinya sendiri dalam menghadapi perubahan teknologi yang
sangat pesat.
Jurnal 2, menjelaskan
bahwa pembangunan di desa Pembangunan desa tersebut dapat
ditopang oleh sistem informasi yang dapat menjadi pertimbangan utama bagi
organisasi sektor publik (pemerintah desa) yang melakukan perencanaan sistem informasi dalam
rangka menyediakan input penting dan memudahkan dalam proses penyusunan perencanaan dan pemantauan dan evaluasi hasil pembangunan. Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadi bagian dari gugusan pembuat layanan dari pemerintah dan semakin besar pengaruhnya pada organisasi, profesional yang bekerja di dalamnya, serta hubungannya dengan publik.
ditopang oleh sistem informasi yang dapat menjadi pertimbangan utama bagi
organisasi sektor publik (pemerintah desa) yang melakukan perencanaan sistem informasi dalam
rangka menyediakan input penting dan memudahkan dalam proses penyusunan perencanaan dan pemantauan dan evaluasi hasil pembangunan. Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadi bagian dari gugusan pembuat layanan dari pemerintah dan semakin besar pengaruhnya pada organisasi, profesional yang bekerja di dalamnya, serta hubungannya dengan publik.
Di
dalam Jurnal 2, TIK dapat menjadi
alat untuk memperbaiki administrasi di dalam desa. Dukungan TIK yang telah
diterapkan pada pemerintahan di desa akan mendorong data tunggal yang mudah
diperbaharui oleh operatur desa dengan mengendepankan kesederhanaan operasional
sehingga terjadi satu kesatuan data baik di tingkat desa dan kecamatan maupun
ditingkat kabupaten.
B.
Kajian
Teori
Jurnal
1,
menjelaskan bahwa komunikasi pembangunan pada dasarnya merupakan disiplin ilmu
dan praktikum komunikasi dalam konteks negara-negara yang sedang berkembang,
terutama komunikasi untuk perubahan sosial yang terencana. Komunikasi
pembangunan dimaksudkan untuk
secara sadar meningkatkan pembangunan manusiawi. Itu berarti komunikasi yang akan
menghapuskan kemiskinan, pengangguran dan ketidakadilan.
secara sadar meningkatkan pembangunan manusiawi. Itu berarti komunikasi yang akan
menghapuskan kemiskinan, pengangguran dan ketidakadilan.
Berdasarkan
falsafahnya, studi komunikasi pembangunan diilhami oleh usaha
pembebasan dan pencerahan pembangunan dalam rangka meningkatkan harkat, martabat
dan menanamkan jiwa kemandirian masyarakat. Sehingga apa pun bentuk dan jenisnya, aktivitas
pembangunan senantiasa mengarah pada pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh.
pembebasan dan pencerahan pembangunan dalam rangka meningkatkan harkat, martabat
dan menanamkan jiwa kemandirian masyarakat. Sehingga apa pun bentuk dan jenisnya, aktivitas
pembangunan senantiasa mengarah pada pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh.
Dari konsep
tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi pembangunan merupakan
suatu strategi yang menekankan pada perlunya penyebaran informasi pembangunan kepada khalayak dengan prinsip pemberdayaan untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya rangka meningkatkan harkat, martabat dan menanamkan jiwa kemandirian masyarakat.
suatu strategi yang menekankan pada perlunya penyebaran informasi pembangunan kepada khalayak dengan prinsip pemberdayaan untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya rangka meningkatkan harkat, martabat dan menanamkan jiwa kemandirian masyarakat.
Dari
kesimpulan itu dapat ditarik benang merah bahwa komunikasi pembangunan tidak
lagi memposisikan pemerintah lebih tinggi daripada rakyat yang hanya membentuk pola komunikasi. Karena di negara dengan sistem politik terbuka seperti Indonesia, sesuai tuntutan dan cita-cita reformasi idealnya pemerintah memandang rakyat dalam posisi setara. Dalam konteks ini teknologi informasi sumber terbuka dapat semakin mendorong keterbukaan, partisipasi, dan kesetaraan tersebut.
lagi memposisikan pemerintah lebih tinggi daripada rakyat yang hanya membentuk pola komunikasi. Karena di negara dengan sistem politik terbuka seperti Indonesia, sesuai tuntutan dan cita-cita reformasi idealnya pemerintah memandang rakyat dalam posisi setara. Dalam konteks ini teknologi informasi sumber terbuka dapat semakin mendorong keterbukaan, partisipasi, dan kesetaraan tersebut.
Jurnal 2, menjelaskan
bahwa administrasi desa adalah keseluruhan proses
kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penyelenggaraan Pemerintahan
Desa pada Buku Administrasi Desa. Beberapa macam kegiatan administrasi
pemerintahan di desa atau kelurahan yang wajib dilaksanakan dengan tertib,
terdiri atas Administrasi Umum, Administrasi Penduduk, Administrasi Keuangan,
Administrasi Pembangunan dan Administrasi Badan Permusyawaratan Desa.
C. Metode Penelitian
Junal 1, Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan, yaitu suatu
teknik pengumpulan
data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dalam penelitian ini, dokumen yang dihimpun, dikumpulkan dan dianalisis adalah konten website GDM (http://desamembangun.or.id/) dan konten website desa berbasis desa.id yang berafiliasi dan dikembangkan oleh GDM.
data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dalam penelitian ini, dokumen yang dihimpun, dikumpulkan dan dianalisis adalah konten website GDM (http://desamembangun.or.id/) dan konten website desa berbasis desa.id yang berafiliasi dan dikembangkan oleh GDM.
Jurnal 2, Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif yang mengambil lokasi kajian di
Desa Putatkumpul, Desa Balun, Desa Babatkumpul dan Desa Padenganploso Kabupaten Lamongan. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
Desa Putatkumpul, Desa Balun, Desa Babatkumpul dan Desa Padenganploso Kabupaten Lamongan. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
D. Pembahasan
Junal 1, menjelaskan
bahwa LDM bertujuan untuk berbagi pengalaman dari
desa-desa dalam tata kelola sumber daya desa. Desa Mandalamekar diundang secara
khusus karena dinilai berhasil dalam menerapkan strategi baru tata kelola
sumber daya desa, seperti pertanian, hutan desa, dan konservasi sumber mata air
secara mandiri sehingga menyabet penghargaan dalam bidang konservasi alam.
Semangat itu menginspirasi desa-desa di Banyumas untuk melakukan
gerakan secara kolektif, maka lahirlah Gerakan Desa Membangun (GDM). GDM
merupakan inisiatif kolektif desa-desa untuk mengelola sumber daya desa dan
tata pemerintahan yang baik. Gerakan ini lahir sebagai kritik atas praktik pembangunan
perdesaan yang cenderung dari atas ke bawah (top down) dibanding dari
bawah ke atas (bottom up). Akibatnya, desa sekadar menjadi objek
pembangunan, bukan sebagai subjek pembangunan. Desa tidak kurang diberi
kewenangan dalam mengelola sumber daya yang ada di wilayahnya.
Jurnal 2, menjelaskan bahwa Kesiapan SDM untuk layanan IT administrasi Desa
masih kurang. Ada beberapa hal yang menjadi kendala, diantaranya adalah (a)
kemampuan SDM dalam penguasaan IT; (b) belum meratanya SDM yang ahli; dan (c) mutasi
pegawai. Kemampuan SDM untuk penguasaan IT di Kabupaten Lamongan dapat dikatakan
sudah baik dan memadai.
Hakekat pelayanan
publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan
perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Sharusnya
tiap aparat pelayan publik harus mempu menyesuaikan diri dengan kemajuan
teknologi untuk memberikan layanan prima pada
masyarakat. Adapun permasalahan yang dihadapi Aparat Birokrasi Kelurahan/Desa dalam mengoptimalkan
kegiatan Pemerintahan Desa meliputi permasalahan internal yang berupa ketatalaksanaan, sumber daya manusia atau kompetensi Aparat Pemerintah Kelurahan/Desa, ketatalaksanaan, penggunaan teknologi administrasi yang masih kurang, dan manajemen birokrasi itu sendiri. Sedangkan masalah eksternal berupa dinamika masyarakat dan tumbuh kembangnya masalah yang dihadapi masyarakat.
masyarakat. Adapun permasalahan yang dihadapi Aparat Birokrasi Kelurahan/Desa dalam mengoptimalkan
kegiatan Pemerintahan Desa meliputi permasalahan internal yang berupa ketatalaksanaan, sumber daya manusia atau kompetensi Aparat Pemerintah Kelurahan/Desa, ketatalaksanaan, penggunaan teknologi administrasi yang masih kurang, dan manajemen birokrasi itu sendiri. Sedangkan masalah eksternal berupa dinamika masyarakat dan tumbuh kembangnya masalah yang dihadapi masyarakat.
Penggunaan sarana
dan prasarana IT adalah syarat utama suatu layanan dapat
dikatakan berbasis IT atau tidak. Penggunaan sarana yang berbasis IT ini mencakup dari sarana itu sendiri dan sarana penunjang keberlangsungan layanan. Sebaran sarana IT di tiap desa pun berbeda.
dikatakan berbasis IT atau tidak. Penggunaan sarana yang berbasis IT ini mencakup dari sarana itu sendiri dan sarana penunjang keberlangsungan layanan. Sebaran sarana IT di tiap desa pun berbeda.
Tersedianya sarana
dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang
memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).
Selain itu, Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.
memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).
Selain itu, Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.
Sarana dan
Prasarana juga menjadi perhatian penting dalam penerapan Standar Pelayanan
Minimal dengan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara
pelayanan publik.
E. Kesimpulan
Jurnal 1, Gerakan Desa Membangun (GDM) lahir sebagai kritik atas praktik pembangunan perdesaan
yang cenderung dari atas ke bawah dan
menjadikan desa sekadar menjadi objek pembangunan. GDM merupakan jaringan kerja
antardesa untuk berdaulat pada sisi ekonomi, politik, sosial, budaya dan
teknologi. Dengan adanya gerakan ini desa-desa dapat mengelola sumber daya dan
menjalankan tata pemerintahan yang baik. Strategi yang dilakukan adalah
melakukan praktik pengelolaan desa yang baik, pada aspek asministratif,
pelayanan publik, dan pengelolaan pembangunan.
Ke depan inisiatif desa-desa untuk
membangun
dirinya sendiri harus didukung
oleh stakeholders terutama pemerintah, dengan dukungan perguruan tinggi, swasta, LSM, dan, praktisi teknologi informasi sebagainya. Apalagi dengan adanya UU Desa maka potensi pembangunan desa berbasis internet ke depan bisa semakin baik. Sehingga desa tidak lagi mengalami kesenjangan dalam pembangunan dan akses terhadap informasi.
oleh stakeholders terutama pemerintah, dengan dukungan perguruan tinggi, swasta, LSM, dan, praktisi teknologi informasi sebagainya. Apalagi dengan adanya UU Desa maka potensi pembangunan desa berbasis internet ke depan bisa semakin baik. Sehingga desa tidak lagi mengalami kesenjangan dalam pembangunan dan akses terhadap informasi.
Jurnal 2, Kesiapan penerapan
TIK dilihat dari aspek sumberdaya manusia, sarana prasarana, kelembagaan dan
anggaran.
a. Ketersediaan SDM yang mampu mengoperasikan TIK di tingkat desa masih
sangat terbatas.
b. Sarana prasarana terkait TIK masih dalam hal pemenuhan perangkat komputer
baik software maupun hardware, namun ketersediaan jaringan komputer masih
terbatas di beberapa daerah.
c. Kelembagaan yang ada sudah mencukupi untuk penerapan dan pengembangan
TIK lebih lanjut.
d. Kebutuhan anggaran dapat terpenuh karena adanya lembaga yakni KPDE
dan didukung Bagian Pemerintahan Desa yang mempunyai kewenangan sehingga dapat
dimasukkan dalam mata anggaran pembangunan.
Penerapan dan pengembangan IT dalam aspek pelayanan masih belum
maksimal dan belum merata di semua desa dan belum mengakomodir semua kebutuhan
layanan masyarakat.
Kamis, 22 November 2018
Elemen Jurnalistik & Teori Pers
9 ELEMEN JURNALISTIK
1. Kebenaran
Kebenaran dalam jurnalisme tidak bersifat
mutlak. Apa yang dianggap kebenaran senantiasa bisa direvisi. Contohnya :
polisi melacak dan menangkap tersangka berdasarkan kebenaran fungsional, hakim
menjalankan peradilan juga berdasarkan kebenaran fungsional dan seorang
terdakwa bisa dibebaskan karena tidak terbukti salah.
Hari pertama, seorang wartawan
memberitakan kecelakaan itu seputar di mana lokasinya, jam berapa kejadiannya,
apa jenis kendaraannya, berapa nomor polisi, dan bagaimana korbannya. Hari
kedua, berita itu mungkin ditanggapi oleh pihak lain, entah polisi, dan entah
keluarga korban. Hari ketiga, mengoreksi apa yang diberitakan.
Kebenaran dalam jurnalisme dibentuk hari
demi hari, lapisan demi lapisan. Ibarat stalagmit, tetes demi tetes kebenaran
itu membentuk stalagmit yang besar, makan waktu dan berproses.
Sampai detik ini pun, kebenaran yang
mungkin dibuka oleh media massa masih dibentuk hari demi hari, lapisan demi
lapisan. Tapi dari kebenaran yang berusaha dibentuk hari demi hari ini nantinya
akan membentuk sebuah bangunan kebenaran yang lebih lengkap dan terang
benderang.
Meskipun sejumlah pengamat dan sebagian
masyarakat Indonesia menyaksikan hal tersebut, setidaknya media massa terutama
wartawan yang berada di bawah sebuah lembaga berusaha menjalankan elemen
pertama jurnalisme ini.
2. Loyalitas
kepada Warga
Sejak era 1980-an banyak wartawan Amerika
yang berubah jadi orang bisnis. Sebuah survei mnemukan separuh wartawan Amerika
menghabiskan setidaknya sepertiga waktu mereka untuk urusan manajemen ketimbang
Jurnalisme. Ini memprihatikan karena wartawan punya tanggung jawab sosial yang
tak jarang bisa melangkahi kepentingan perusahaan tempat mereka bekerja.
Patut dikhawatirkan jika jumlah wartawan
yang mengurusi bisnis kian lama kian bertambah. Patut diingat juga bahwa bisnis
media berbeda dengan bisnis-bisnis lainnya. Sisi pertama adalah pembaca,
pemirsa, dan pendengar. Sisi kedua adalah pemasangan iklan. Sisi ketiga adalah
masyarakat.
Kebanyakan media termasuk televisi, radio
ataupun dotcom, memberikan berita secara gratis. Orang tak membayar
untuk menonton televisi, membaca internet, atau mendengarkan radio.
Namun, di sinilah sikap profesionalisme
pekerja jurnalistik berperan dalam menghadapi pihak pemilik media massa. Mereka
harus mampu memberikan argumentasi intelektual untuk mencegah campur tangan
secara sembrono kepentingan bisnis pemilik media massa.
Banyak jurnalis profesional di dalam media
mampu menyeimbangkan kepentingan para pembaca dan stake holder secara
keseluruhan sehingga intervensi itu tetap bisa dibatasi.
Kehadiran jurnalis profesional akan
memberikan pelajaran penting bagi pemilik media akan pentingnya independensi
dalam bekerja. Pelajaran ini pun sangat baik untuk jurnalis muda yang belum
mahir dalam mengelola idealisme dengan kepentingan bisnis dalam membuat
karya-karya jurnalisme.
3. Disiplin
dalam Melakukan Verifikasi
Elemen ketiga ini mutlak dimiliki wartawan
agar senantiasa disiplin dalam menyaring desas-desus, gosip, ingatan yang
keliru, dan manipulasi guna mendapatkan informasi yang akurat.
Investigasi adalah suatu teknik pencarian
informasi sebanyak-banyaknya melalui upaya penyelidikan atau pemeriksaan yang
mendalam. Oleh karena itu, pekerjaan wartawan sering dikatakan “mendekati
pekerjaan intelijen atau detektif". Investigasi bertujuan untuk mencari
kebenaran atau menemukan fakta-fakta baru di lapangan berkaitan dengan kasus
lama tersebut.
Data-data yang terkumpul dari hasil
investigasi ini selanjutnya diolah dengan menggunakan metode penelitian
tertentu untuk diuji kebenarannya.
4. Independensi
Kovach dan Rosenstiel berpendapat bahwa
independensi sangat mutlak diperlukan. Karena itu, wartawan tidak boleh
mengungkapkan opininya dalam berita.
Pada dasarnya, sikap netral bukanlah
prinsip dasar Jurnalisme. Prinsipnya, wartawan harus bersikap independen
terhadap orang-orang yang mereka liput. Mereka harus tetap melakukan
verifikasi, mengapdi pada kepentingan masyarakat, dan memenuhi berbagai
ketentuan lain yang harus ditaati seorang wartawan.
Latar belakang etnik, agama, ideologi,
atau kelas yang ada pada diri wartawan dijadikan bahan informasi untuk liputan
mereka, bukan dijadikan alasan untuk medikte si wartawan.
Bersama wartawan dari berbagai latar
belakang akan menciptakan liputan yang lebih kaya, meski keberagaman ini tidak
bisa diperlakukan sebagai tujuan.
5. Memantau
Kekuasaan dan Menyambung Lidah Mereka yang Tertindas
Memantau kekuasaan bukan berarti melukai
mereka yang hidupnya nyaman, tetapi memantau kekuasaan dilakukan sebagai bentuk
upaya turut menegakkan demokrasi.
Salah satu konsekuensi dari investigasi
adalah kecenderungan media yang bersangkutan mengambil sikap terhadap isu yang
mendorong mereka melakukan investigasi. Bagaimanapun, kesalahan dalam
investigasi memiliki dampak yang sangat besar. Mungkin karena resiko ini,
banyak media besar serba tanggung dalam melakukan investigasi.
Banyak hambatan yang ditemui wartawan,
bahkan ancaman pembunuhan. Oleh karena itu, salah satu upaya wartawan dalam
investigasi adalah melakukan penyamaran.
6. Jurnalisme
Harus Menyediakan Forum bagi Kritik maupun Komentar dari Publik
Harus dipahami bahwa manusia secara alami
punya rasa ingin tahu. Ketika mereka bereaksi terhadap laporan-laporan itu maka
masyarakat pun dipenuhi dengan komentar, mungkin lewat program telopon di
radio, lewat talk show di televisi, opini pribadi, surat pembaca, ruang tamu
surat kabar, dan sebagainya.
Sekarang, teknologi modern membuat forum
ini lebih bertenaga, ada siaran langsung televisi atau chat room di internet.
7. Jurnalisme
Harus Memikat dan Relevan
Laporan yang memikat dianggap laporan yang
lucu, sensasional, menghibur, dan penuh tokoh selebritas. Sebaliknya laporan
yang lerevan dianggap kering, penuh angka-angka, dan membosankan, meski
bukti-buktinya cukup banyak.
Sebab menurut mereka, menulis narasi yang
dalam dan memikat butuh waktu lama.
8. Kewajiban
Wartawan Menjadikan Beritanya Proporsional dan Komprehensif
Kovach dan Rosenstiel mengatakan banyak
surat kabar yang menyajikan berita yang tidak proporsional, biasanya membuat
judul-judul yang sensional, dan penekanannya pada aspek yang emosional. Surat
kabar seperti ini seringkali tidak proporsional dalam pemberitaannya.
Berbeda dengan pemain gitar, dia datang ke
tempat umum dan bermain gitar. Mungkin awalnya hanya segelintir orang yang
memerhatikan permainan gitarnya, tapi sering upaya pemain gitar tersebut mau
mengingatkan kualitas permainan gitarnya dari hari ke hari, dapat dipastikan
makin banyak orang yang datang untuk mendengarkan.
9. Wartawan
Memiliki Kewajiban untuk Mendengarkan Suara Hati Nuraninya Sendiri
Dari ruang redaksi hingga ruang direksi,
semua wartawan seyogyanya punya pertimbangan pribadi tentang etika dan tanggung
jawab sosial.
Menciptakan suasana ini tak mudah karena
berdasarkan kebutuhannya, ruang redaksi bukanlah tempat demokrasi. Ruang
redaksi bahkan punya kecenderungan menciptakan kediktatoran.
Memperbolehkan tiap individu wartawan untuk
myenyuarakan hati nuraninya pada dasarnya membuat urusan manajemen jadi lebih
kompleks. Mereka memang mengambil keputusan final, tapi mereka harus senantiasa
membuka diri agar tiap orang yang hendak memberi kritik atau komentar bisa
datang langsung mereka.
TEORI PERS
Istilah “pers” berasal dari Bahasa
Belanda. Dalam bahasa Inggris, pers disebut dengan press. Secara
harfiah, pers berarti cetak dan secara maknawiah, pers berarti penyiaran yang
tercetak atau publikasi yang dicetak (printed publication).
Dalam perkembangannya, pers mempunyai dua
pengertian, yakni pers dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pers dalam arti
sempit hanya sebatas pada media cetak yaitu surat kabar, majalah, tabloid, dan
buletin kantor berita. Sedangkan pers dalam arti luas, pers meliputi segala
penerbitan. Tak hanya media cetak, tapi juga termasuk media elektronik, yaitu
radio, televisi, dan internet (media online).
Pers adalah lembaga kemasyarakatan (social
institution). Sebagai lembaga kemasyarakatan, pers merupaka subsistem kemasyarakatan
tempat ia berada bersama-sama dengan subsistem lainnya. Dengan demikian, pers
tidak hidup secara mandiri, tetapi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lembaga
kemasyarakatan lainnya.
Mengapa radio, televisi, dan media online
masuk dalam lingkup pers? Sebab, ketiga media ini menyajikan berita untuk
memenuhi kebutuhan informasi khalayaknya. Tak heran, jika dalam jumpa pers
misalnya, yang meliput berita tak hanya wartawan dari media cetak, wartawan
dari media elektronik dan media onlie pun hadir untuk melakukan kegiatan
junalistiknya.
Surat kabar merupakan media massa tertua
di dunia, bhkan surat kabar telah ada jauh sebelum ditemukannya mesin cetak
oleh John Gutenberg pada tahun 1450 di Mainz, Jerman. Kala itu surat kabar
masih ditulis tangan.
Seirng dengan perkembangan teknologi
cetak, pers pun berubah menjadi sebuah industri yang menggiurkan, sehingga
masyarakat tak hanya mengenal surat kabar sebagai media cetak, tapi juga
majalah, tabloid, buletin hingga newsletter.
Makin beragamnya jenis media cetak,
memungkinkan media komunikasi satu ini tak hanya berusaha memenuhi kebutuhan
informasi aktual bagi khalayaknya, namun dapat menyajikan informasi yang
sifatnya segmented, artinya berorientasi pada bidang profesi atau
gaya hidup tertentu, seperti ekonomi, keuangan, tenaga kerja, peluang usaha,
kesehatan, ibu dan anak, dan masih banyak lagi.
Intinya, pers sebagai sarana atau medium
dalam menyajikan sekaligus menyebarluaskan hasil kegiatan jurnalistik memiliki
ciri khas yang tidak dijumpai pada media komunikasi lainnya.
Pengertian & Sejarah Jurnalistik
PENGERTIAN JURNALISTIK
Untuk memahami Jurnalistik dapat ditinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu : harfiah (etimologi), konseptual (tertimologi) dan prkaktis.
Pertama, jurnalistik (journalistic)
secara harfiah (etimologi) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya
jurnal (journal) artinya “laporan”
atau “catatan”, atau jour dalam
bahasa Prancis yang berarti hari (day).
Asal-muasalnya dari bahasa Yunani kuno, du
jour yang berarti “hari”, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam
lembaran tercetak. Tak heran, jika jurnalistik sering diidentikkan banyak orang
dengan hal-hal yang berhubungan dengan media cetak, terutama surat kabar.
Kedua, jurnalistik secara konseptual (tertimologi) mengandung
tiga pengertian antara lain sebagai berikut :
1.
Jurnalistik adalah
proses “aktivitas” atau “kegiatan” mencari, mengumpulkan, menyusun,
mengolah/menulis, mengedit, menyajikan dan menyebarluaskan berita kepada
khalayak melalui saluran media massa.
2. Jurnalistik adalah
“keahlian” (expertise) atau
“keterampilan” (skill) menulis karya
jurnalistik (news, views dan feature), termasuk keahlian dalam pencarian berita, peliputan
peristiwa (reportase) dan wawancara (interview).
3. Jurnalistik adalah
bagian dari “bidang kajian” komunikasi/publisistik, khususnya mengenai
pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini/pendapat, pemikiran,
ide/gagasan) melalui media massa (cetak dan elektronik). Jurnalistik tergolong
ilmu terapan (opplied science) yang sifatnya dinamis dan terus
berkembang seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, serta
dinamika masyarakat itu sendiri.
Ketiga,
Jurnalistik secara praktis adalah proses pembuatan informasi (news processing)
hingga penyebarluasannya melalui media massa, baik melalui media cetak dan
elektronik. Dari pengertian ini, ada empat komponen dalam jurnalistik, yaitu
sebagai berikut :
1. Informasi : Berita dan Pendapat
Secara umum,
informasi adalah pesan, ide, laporan, keterangan, atau pemikiran. Namun tidak
setiap informasi merupakan hasil jurnalistik. Karena itu, informasi dalam
jurnalistik dibagi menjadi dua jenis antara lain sebagai berikut :
a. Berita (news),
yaitu laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values)
antara lain aktual, faktual, penting dan menarik yang dibuat oleh wartawan.
Berita sering disebut “informasi terbaru” atau salah satu hasil dari aktivitas
jurnalistik.
b. Opini atau pendapat (views),
yaitu pandangan atau argumen / pendapat mengenai suatu masalah atau peristiwa
yang sedang berkembang dan menjadi pembicaraan hangat di masyarakat. Opini
bukan hasil kerja jurnalistik wartawan. Dalam Kode Etik PWI misalnya, terdapat
pedagang pokok bahwa wartawan Indonesia di dalam menyiarkan beritanya tidak
akan mencampurbaurkan antara opini dan fakta. “Haram” atau pantang bagi
wartawan untuk memasukkan opini atau pendapatnya dalam berita yang dibuatnya.
Meski demikian opini (views) sangat
dibutuhkan kehadirannya dalam media jurnalistik.
2. Penyusunan Informasi
Informasi yang
disajikan sebuah media harus dibuat atau disusun lebih dahulu menurut
kaidah-kaidah penulisan yang baik dan benar. Adapun yang bertugas menyusun
informasi adalah bagian redaksi (editorial
department), yakni dari wartawan
(reporter / kontributor / koresponden) dan fotografer, selanjutnya ke redaktur desk, redaktur bahasa, redaktur
pelaksana hingga ke pemimpin redaksi.
3. Penyebarluasan Informasi
Informasi yang sudah
dikemas dan melalui proses editing
atau penyuntingan selanjutnya disebarluaskan melalui perantara media massa.
Penyebarluasan informasi merupakan tugas bagian marketing atau bagian bagian usaha (business department),
seperti bagian sirkulasi atau distribusi hingga ke tinggkat bawah (peloper dan
pemilik kios). Bagian marketing
bersama-sama dengan bagian promosi dan iklan (advertising) berusaha bagaimana media yang bersangkutan bisa tetap
“hidup”. Khusus bagian iklan, bertugas menjual “ruang” kepada
perusahaan-perusahaan atau lembaga-lembaga yang hendak memasang iklan.
Aktivitas ini dilakukan sebagai upaya media massa dalam menjalankan fungsi
komersialnya di samping fungsi idealnya, yaitu menyajikan informasi yang benar
kepada masyarakat.
4.
Media Informasi
Media informasi yang
dimaksud disini adalah media massa (mass
media), yaitu sarana komunikasi massa
(channel of mass communication).
Komunikasi massa sendiri artinya proses penyampaian makna yang terkandung dari
penyajian pesan, gagasan dan informasi yang ditujukan kepada khalayak secara
serentak.
Jenis – jenis media
massa antara lain sebagai berikut :
a. Media massa cetak (printed
media), seperti surat kabar harian,
tabloid, majalah, buletin kantor berita, buku, newsletter dan lain-lain.
b. Media massa elektronik (electronic media),
seperti televisi, radio dan film; dan media online (cyber media), seperti blog
dan website yang berisikan informasi
aktual layaknya media massa cetak.
Adapun pengertian jurnalistik menurut beberapa pakar
antara lain sebagai berikut :
& Fraser Bond
“Journalism ambraces all the forns in which and trough which the
news and moment on the news reach the public. (Jurnalistik adalah penyajian
berita dalam segala bentuk dan momentum berita kepada publik)”.
& Roland E. Walseley – Understading
Magazines
“Jurnalistik adalah
proses pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi
umum, opini, hiburan, secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan
pada surat kabar, majalah dan disiarkan di stasiun siaran”.
& Eric Hodgins – Majalah Time
“Jurnalistik adalah
pengiriman informasi dari suatu tempat ke tempat lain dengan benar, seksama dan
cepat dalam rangka membela kebenaran, keadilan berpikir yang selalu dapat
dibuktikan”.
& Adinegoro
“Jurnalistik adalah
kepandaian karang-mengarang untuk memberi kabar kepada masyarakat atau publik
dengan secepat-cepatnya dan seluas-luasnya.
& Onong Uchjana Effendy
“Jurnalistik adalah
teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai menyebarluaskan
berita kepada masyarakat”.
& Sumanang SH
“Jurnalistik adalah
segala sesuatu yang menyangkut kewartawanan”.
& A. Muis
“Umumnya, semua
definisi jurnalistik memasukan unsur media massa, penulisan berita dan waktu
yang tertentu (aktualitas)”.
SEJARAH
JURNALISTIK
Ada yang
berpendapat bahwa Nabi Nuh, adalah orang pertama yang melakukan pencarian dan
penyampaian berita.
Dikisahkan
bahwa pada waktu itu sebelum Allah SWT menurunkan banjir besar, maka diutuslah
malaikat menemui dan mengajarkan cara membuat kapal laut sampai selesai kepada
Nabi Nuh. Kapal tersebut dibuat di atas bukit dan bertujuan mengevakuasi Nabi
Nuh bersama sanak keluarganya dan seluruh pengikutnya yang saleh dan segala
macam hewan masing-masing satu pasang.
Setelah
semua itu dilakukan, maka turunlah hujan selama berhari-hari yang disertai
angin kencang dan kemudian terjadilah banjir besar. Dunia pun dengan cepat
menjadi lautan yang sangat besar dan luas. Nabi Nuh bersama orang-orang yang
beriman lainnya dan hewan-hewan di dalam kapal laut, berlayar dengan selamat di
atas gelombang lautan banjir yang sangat dahsyat.
Setelah
berbulan-bulan lamanya, Nabi Nuh beserta orang-orang beriman lainnya mulai
khawatir dan gelisah, karena persediaan makanan mulai berkurang.
Masing-masing
penumpang pun mulai bertanya-tanya, apakah banjir besar itu memang tidak
berubah atau bagaimana? Mereka pun berupaya mencari dan meminta kepastian. Atas
permintaan dan desakan tersebut, Nabi Nuh mengutus seekor burung dara ke luar
kapal untuk meneliti keadaan air dan kemungkinan adanya makanan.
Setelah
beberapa lama burung itu terbang mengamati keadaan air, dan kian kemari mencari
makanan, ternyata upayanya sia-sia belaka. Burung dara itu hanya melihat daun
dan ranting pohon zaitun (olijf) yang tampak muncul ke permukaan air. Ranting
itu pun di patuknya dan dibawanya pulang ke kapal.
Atas
datangnya kembali burung itu dengan membawa ranting zaitun, Nabi Nuh mengambil
kesimpulan bahwa air bah sudah mulai surut, namun seluruh permukaan bumi masih
tertutup air sehingga burung dara itu pun tidak menemukan tempat untuk
istirahat. Maka kabar dan berita itu pun disampaikan Nabi Nuh kepada seluruh
anggota penumpangnya.
Atas dasar
fakta tersebut, para ahli sejarah menamakan Nabi Nuh sebagai seorang pencari
berita dan penyiar kabar (wartawan) yang pertama kali di dunia. Malah ada yang
menyimpulkan bahwa Kantor Berita pertama di dunia adalah Kapal Nabi Nuh.
Dalam
sejarah Kerajaan Romawi disebutkan bahwa Raja Imam Agung menyuruh orang membuat
catatan tentang segala kejadian penting. Catatan itu dibuat pada annals (papan
tulis yang digantungkan di serambi rumah raja). Catatan pada papan tulis itu
merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya.
Pengumuman
sejenis itu dilanjutkan oleh Julius Caesar pada zaman kejayaannya. Julius
Caesar mengumumkan hasil persidangan senat, berita tentang kejadian
sehari-hari, peraturan-peraturan penting, serta apa yang perlu disampaikan dan
diketahui rakyatnya, dengan jalan menuliskannya pada papan pengumuman berupa
papan tulis pada masa itu (60 SM).
Papan tulis
itu dikenal dengan nama acta diurna dan diletakkan di Forum Romanum (Stadion
Romawi) untuk diketahui oleh umum. Terhadap isi acta diurna tersebut setiap
orang boleh membacanya, bahkan juga boleh mengutipnya untuk kemudian
disebarluaskan dan dikabarkan ke tempat lain. Acta diurna itulah yang
disebut-sebut sebagai cikal bakal lahirnya surat kabar harian.
Seiring
kemajuan teknologi informasi, maka yang bermula dari laporan harian maka
tercetaklah menjadi surat kabar harian. Dari media cetak berkembang ke media
elektronik, dari kemajuan elektronik terciptalah media informasi berupa radio.
Tidak cukup dengan radio yang hanya berupa suara muncul pula terobosan baru
berupa media audio visual yaitu TV (televisi). Media informasi tidak puas hanya
dengan televisi, maka lahirlah internet, sebagai jaringan yang bebas dan tidak
terbatas.
Dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini telah lahir banyak media
(multimedia). Seorang yang membuka internet, bisa sekaligus mendengar berita
radio, atau mendengarkan musik, atau menonton siaran televisi.
Langganan:
Postingan (Atom)