Kamis, 22 November 2018

Pengertian & Sejarah Jurnalistik


PENGERTIAN JURNALISTIK
Untuk memahami Jurnalistik dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu : harfiah (etimologi), konseptual (tertimologi) dan prkaktis.
Pertama, jurnalistik (journalistic) secara harfiah (etimologi) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal) artinya “laporan” atau “catatan”, atau jour dalam bahasa Prancis yang berarti hari (day). Asal-muasalnya dari bahasa Yunani kuno, du jour yang berarti “hari”, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak. Tak heran, jika jurnalistik sering diidentikkan banyak orang dengan hal-hal yang berhubungan dengan media cetak, terutama surat kabar.
Kedua, jurnalistik secara konseptual (tertimologi) mengandung tiga pengertian antara lain sebagai berikut :
1.     Jurnalistik adalah proses “aktivitas” atau “kegiatan” mencari, mengumpulkan, menyusun, mengolah/menulis, mengedit, menyajikan dan menyebarluaskan berita kepada khalayak melalui saluran media massa.
2.  Jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau “keterampilan” (skill) menulis karya jurnalistik (news, views dan feature), termasuk keahlian dalam pencarian berita, peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara (interview).
3.  Jurnalistik adalah bagian dari “bidang kajian” komunikasi/publisistik, khususnya mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini/pendapat, pemikiran, ide/gagasan) melalui media massa (cetak dan elektronik). Jurnalistik tergolong ilmu terapan (opplied science) yang sifatnya dinamis dan terus berkembang seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, serta dinamika masyarakat itu sendiri.
Ketiga, Jurnalistik secara praktis adalah proses pembuatan informasi (news processing) hingga penyebarluasannya melalui media massa, baik melalui media cetak dan elektronik. Dari pengertian ini, ada empat komponen dalam jurnalistik, yaitu sebagai berikut :
1.     Informasi : Berita dan Pendapat
Secara umum, informasi adalah pesan, ide, laporan, keterangan, atau pemikiran. Namun tidak setiap informasi merupakan hasil jurnalistik. Karena itu, informasi dalam jurnalistik dibagi menjadi dua jenis antara lain sebagai berikut :
a.    Berita (news), yaitu laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values) antara lain aktual, faktual, penting dan menarik yang dibuat oleh wartawan. Berita sering disebut “informasi terbaru” atau salah satu hasil dari aktivitas jurnalistik.
b.    Opini atau pendapat (views), yaitu pandangan atau argumen / pendapat mengenai suatu masalah atau peristiwa yang sedang berkembang dan menjadi pembicaraan hangat di masyarakat. Opini bukan hasil kerja jurnalistik wartawan. Dalam Kode Etik PWI misalnya, terdapat pedagang pokok bahwa wartawan Indonesia di dalam menyiarkan beritanya tidak akan mencampurbaurkan antara opini dan fakta. “Haram” atau pantang bagi wartawan untuk memasukkan opini atau pendapatnya dalam berita yang dibuatnya. Meski demikian opini (views) sangat dibutuhkan kehadirannya dalam media jurnalistik.
2.     Penyusunan Informasi
Informasi yang disajikan sebuah media harus dibuat atau disusun lebih dahulu menurut kaidah-kaidah penulisan yang baik dan benar. Adapun yang bertugas menyusun informasi adalah bagian redaksi (editorial department), yakni dari wartawan (reporter / kontributor / koresponden) dan fotografer, selanjutnya ke redaktur desk, redaktur bahasa, redaktur pelaksana hingga ke pemimpin redaksi.
3.     Penyebarluasan Informasi
Informasi yang sudah dikemas dan melalui proses editing atau penyuntingan selanjutnya disebarluaskan melalui perantara media massa. Penyebarluasan informasi merupakan tugas bagian marketing atau bagian bagian usaha (business department), seperti bagian sirkulasi atau distribusi hingga ke tinggkat bawah (peloper dan pemilik kios). Bagian marketing bersama-sama dengan bagian promosi dan iklan (advertising) berusaha bagaimana media yang bersangkutan bisa tetap “hidup”. Khusus bagian iklan, bertugas menjual “ruang” kepada perusahaan-perusahaan atau lembaga-lembaga yang hendak memasang iklan. Aktivitas ini dilakukan sebagai upaya media massa dalam menjalankan fungsi komersialnya di samping fungsi idealnya, yaitu menyajikan informasi yang benar kepada masyarakat.
4.     Media Informasi
Media informasi yang dimaksud disini adalah media massa (mass media), yaitu sarana komunikasi massa (channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri artinya proses penyampaian makna yang terkandung dari penyajian pesan, gagasan dan informasi yang ditujukan kepada khalayak secara serentak.
Jenis – jenis media massa antara lain sebagai berikut :
a.   Media massa cetak (printed media), seperti surat kabar harian, tabloid, majalah, buletin kantor berita, buku, newsletter dan lain-lain.
b.     Media massa elektronik (electronic media), seperti televisi, radio dan film; dan media online (cyber media), seperti blog dan website yang berisikan informasi aktual layaknya media massa cetak.
Adapun pengertian jurnalistik menurut beberapa pakar antara lain sebagai berikut :
& Fraser Bond
Journalism ambraces all the forns in which and trough which the news and moment on the news reach the public. (Jurnalistik adalah penyajian berita dalam segala bentuk dan momentum berita kepada publik)”.
& Roland E. Walseley – Understading Magazines
“Jurnalistik adalah proses pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, opini, hiburan, secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah dan disiarkan di stasiun siaran”.
& Eric Hodgins – Majalah Time
“Jurnalistik adalah pengiriman informasi dari suatu tempat ke tempat lain dengan benar, seksama dan cepat dalam rangka membela kebenaran, keadilan berpikir yang selalu dapat dibuktikan”.
& Adinegoro
“Jurnalistik adalah kepandaian karang-mengarang untuk memberi kabar kepada masyarakat atau publik dengan secepat-cepatnya dan seluas-luasnya.
& Onong Uchjana Effendy
“Jurnalistik adalah teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai menyebarluaskan berita kepada masyarakat”.
& Sumanang SH
“Jurnalistik adalah segala sesuatu yang menyangkut kewartawanan”.
& A. Muis
“Umumnya, semua definisi jurnalistik memasukan unsur media massa, penulisan berita dan waktu yang tertentu (aktualitas)”.

SEJARAH JURNALISTIK
Ada yang berpendapat bahwa Nabi Nuh, adalah orang pertama yang melakukan pencarian dan penyampaian berita.
Dikisahkan bahwa pada waktu itu sebelum Allah SWT menurunkan banjir besar, maka diutuslah malaikat menemui dan mengajarkan cara membuat kapal laut sampai selesai kepada Nabi Nuh. Kapal tersebut dibuat di atas bukit dan bertujuan mengevakuasi Nabi Nuh bersama sanak keluarganya dan seluruh pengikutnya yang saleh dan segala macam hewan masing-masing satu pasang.
Setelah semua itu dilakukan, maka turunlah hujan selama berhari-hari yang disertai angin kencang dan kemudian terjadilah banjir besar. Dunia pun dengan cepat menjadi lautan yang sangat besar dan luas. Nabi Nuh bersama orang-orang yang beriman lainnya dan hewan-hewan di dalam kapal laut, berlayar dengan selamat di atas gelombang lautan banjir yang sangat dahsyat.
Setelah berbulan-bulan lamanya, Nabi Nuh beserta orang-orang beriman lainnya mulai khawatir dan gelisah, karena persediaan makanan mulai berkurang.
Masing-masing penumpang pun mulai bertanya-tanya, apakah banjir besar itu memang tidak berubah atau bagaimana? Mereka pun berupaya mencari dan meminta kepastian. Atas permintaan dan desakan tersebut, Nabi Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk meneliti keadaan air dan kemungkinan adanya makanan.
Setelah beberapa lama burung itu terbang mengamati keadaan air, dan kian kemari mencari makanan, ternyata upayanya sia-sia belaka. Burung dara itu hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun (olijf) yang tampak muncul ke permukaan air. Ranting itu pun di patuknya dan dibawanya pulang ke kapal.
Atas datangnya kembali burung itu dengan membawa ranting zaitun, Nabi Nuh mengambil kesimpulan bahwa air bah sudah mulai surut, namun seluruh permukaan bumi masih tertutup air sehingga burung dara itu pun tidak menemukan tempat untuk istirahat. Maka kabar dan berita itu pun disampaikan Nabi Nuh kepada seluruh anggota penumpangnya.
Atas dasar fakta tersebut, para ahli sejarah menamakan Nabi Nuh sebagai seorang pencari berita dan penyiar kabar (wartawan) yang pertama kali di dunia. Malah ada yang menyimpulkan bahwa Kantor Berita pertama di dunia adalah Kapal Nabi Nuh.
Dalam sejarah Kerajaan Romawi disebutkan bahwa Raja Imam Agung menyuruh orang membuat catatan tentang segala kejadian penting. Catatan itu dibuat pada annals (papan tulis yang digantungkan di serambi rumah raja). Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya.
Pengumuman sejenis itu dilanjutkan oleh Julius Caesar pada zaman kejayaannya. Julius Caesar mengumumkan hasil persidangan senat, berita tentang kejadian sehari-hari, peraturan-peraturan penting, serta apa yang perlu disampaikan dan diketahui rakyatnya, dengan jalan menuliskannya pada papan pengumuman berupa papan tulis pada masa itu (60 SM).
Papan tulis itu dikenal dengan nama acta diurna dan diletakkan di Forum Romanum (Stadion Romawi) untuk diketahui oleh umum. Terhadap isi acta diurna tersebut setiap orang boleh membacanya, bahkan juga boleh mengutipnya untuk kemudian disebarluaskan dan dikabarkan ke tempat lain. Acta diurna itulah yang disebut-sebut sebagai cikal bakal lahirnya surat kabar harian.
Seiring kemajuan teknologi informasi, maka yang bermula dari laporan harian maka tercetaklah menjadi surat kabar harian. Dari media cetak berkembang ke media elektronik, dari kemajuan elektronik terciptalah media informasi berupa radio. Tidak cukup dengan radio yang hanya berupa suara muncul pula terobosan baru berupa media audio visual yaitu TV (televisi). Media informasi tidak puas hanya dengan televisi, maka lahirlah internet, sebagai jaringan yang bebas dan tidak terbatas.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini telah lahir banyak media (multimedia). Seorang yang membuka internet, bisa sekaligus mendengar berita radio, atau mendengarkan musik, atau menonton siaran televisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar