Bab
5 Sistem Komunikasi di Pedesaan
- Desa adalah karakteristik yang mempunyai ciri khas tersendiri. Ciri khas khusus yang berhubungan dengan komunikasi lebih banyak dilakukan dengan komunikasi atarpesona. Ini diakibatkan masyarakat desa belum percaya sepenuhnya terhadap media masa atau sejalan dengan tingkat pendidikannya.
- Media masyarakat adalah media yang dapat digunakan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh berbagai informasi, pendidikan, dan sasaran bagi masyarakat untuk mengemukakan sesuatu.
- Meningkatkan keterampilan dapat menyangkut cara hidup dan cara untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Khususnya untuk merubah sikap dan mental yang bisa menghambat pembangunan dan pembaharuan.
- Isi pemberitaan sudah selayaknya tetap diprioritaskan pada tokoh-tokoh desa yang masih mempunyai pengaruh dan wibawa sangat tinggi. Sebab masyarakat desa masih memandang pemuka masyarakat sebagai pemberi “restu” atau menentukan berbagai pembaruan masyarakat.
- Masyarakat akan semakin bergerak maju dari tradisional ke modern. Ini sangat jelas akan menghambat perkembangan KMD itu sendiri. Alasannya, semakin maju tingkat pendidikan masyarakat, semakin banyak pula pilihan media yang akan mereka cari.
- Membicarakan media tradisional tidak dapat dipisahkan dari seni tradisional yang dapat digali dari cerita-cerita rakyat dengan menggunakan media tradisional. Media komunikasi tradisional sering disebut sebagai bentuk folklor.
- Seni tradisional di masyarakat pedesaan telah menjadi suatu proses komunikasi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Seni tradisional tersebut telah membantu perkembangan masyarakat baik yang menyangkut kepercayaan, perkembangan sosial dan budaya atau bahkan secara ekonomis.
- Lewat tugas penyuluhan dengan berbagai inovasi yang akan disosialisaikan sangat bermanfaat penting bagi pemerintah.
- Tugas Juru Penenang (Jupen) di desa hampir sama dengan penyuluhan pembangunan. Kedua orang tersebut sama-sama ditugakan untuk menyebarkan pesan kepada masyarakat.
- Pospendes mempunyai tugas dan kegiatan sebagai dapur informasi, sebagai pusat pelayanan informasi, dan sebagai tempat atau forum komunikasi.
Bab 6 Peranan Opini
Leader dalam Sistem Komunikasi
- Empat model dalam proses komunikasi yang dapat menyampaikan aus alir pesan, yakni model jarum injeksi, model alir satu tahap, model alir dua tahap dan model alir banyak tahap. Masing-masing model tersebut memiliki ciri khas dan pola yang berbeda satu sama lain sehingga berbeda pula dalam arus peredaran komunikasinya.
- Model alir satu tahap hampir menyerupai model jarum hipodermik. Kesamaannya, saluran media massa langsung berhubungan dengan audience-nya.
- Model alir dua tahap ini mengasumsikan bahwa pesan yang disampaikan melalui media massa tidak seluruhnya langsung mengenai audience. Dalam asumsi dari model alir dua tahap ini adalah bahwa audience dianggap tidak banyak bersentuhan dengan media massa. Adapun opiniom leader diasumsikan lebih banyak bersentuhan dengan media massa.
- Model alir banyak tahap ini menyatakan bahwa pesan dari media massa menyebar kepada audience atau khalayak melalui interaksi yang kompleks.
- Riset menunjukkan hampir tidak ada pengumutan suara secara langsung yang dipengaruhi oleh media. Data yang menunjukkan bahwa ide-ide mengalir dari radio dan barang cetakan lain kepada opinion leader dan baru diteruskan ke audience.
- Opinion leader adalah orang yang mempunyai keunggulan dari masyarakat kebanyakan. Sudah sepantasnya jika mereka mempunyai karakteristik yang membedakan dirina dengan yang lainnya.
- Tidak dapat dipungkiri bahwa opinion leader menjadi salah satu unsur yang sangat mempengaruhi arus komunikasi, khususnya di pedesaan. Perubahan dan kemajuan masyarakat sangat ditentukan oleh peran opinion leader ini.
- Peran pemimpin opini lambat laun semakin pudar sejalan dengan tingkat perkembangan media massa yang kian pesat dan tingkat masyarakat yang selalu meningkat.
- Pemimpin opini adalah mereka yang punya otoritas tinggi yang akan menentukan sikap dan perilaku pengikutnya.
- Pemimpin opini juga berperan aktif dalam menentukan hari apa yang baik untuk mencocok tanam bagi warga desa. Bukan berarti bahwa warga desa khususnya tidak mengetahuinya, tetapi meminta legitimasi pemimpin opini lebih mantap daripada diputuskan sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar