Kamis, 09 Februari 2017

Sejarah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Indonesia.

Sejarah Tuban - Dilihat dari peta Indonesia, letak geografisnya tuban terletak pada 111°30’ - 112°35’ BT 6°40’ - 7°18’ LS dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :


  1. Sebelah Utara : Laut Jawa.
  2. Sebelah Timur : Kabupaten Lamongan.
  3. Sebelah Selatan : Kabupaten Bojonegoro.
  4. Sebelah Barat : Kabupaten Rembang dan Kabupaten Blora (Jawa Tengah).
Kemudian dari segi topografi, yang memiliki :
  • Luas Daratan : 183.994.562 Ha (3,8% dari luas Wilayah Profinsi Jawa Timur)
  • Panjang pantai 65 Km membentang dari arah timur Kecamatan Palang sampai arah barat Kecamatan Bulu Bancar.
  • Luas Lautan : 22.608,00 Km persegi.
Dari segi geologi, keadaan tanah di Kabupaten Tuban terdiri dari :
  1. Mediteran merah kuning, berasal dari endapan batu kapur di daerah bukit sampai gunung (38%) dari luas wilayah, terdapat dikecamatan Semanding, Montong , Kerek, Palang, Jenu, sebagian Tambakboyo, Widang, plumpang dan Merakurak
  2. Alluvial, berasal dari endapan didaerah daratan dan cekungan (34%) dari luas wilayah, terdapat di Kecamatan Tambakboyo, Bancar, Tuban, Palang, Rengel, Soko, Parengan, singgahan, Senori dan Bangilan.
  3. Grumusol, Berasal dari endapan batuan di daerah yang bergelombang (5% dari luas wilayah) terdapat dikecamatan Bancar, jatirogo, dan Senori.
Dari segi iklim :
  1. Ada dua musim, yaitu: musim penghujan dan musim kemarau
  2. Curah hujan rata-rata 3.376 mili meter per tahun.
  3. Jumlah hari hujan rata-rata 175 per tahun

Kota tuban di tinjau dari geografinya dan dapat kita lihat juga bahwa Tuban selain memilki laut,pantai dan Pertanian yang subur juga memilki pegunungan kapur. Hal ini yang menyebabkan Kota Tuban memilki Sumber daya alam yang cukup baik, dan semestinya hal ini harus ditunjang dengan pengelolaan yang baik pula. Batuan kapur mendominasi dataran wilayah tuban yang ikut mempengaruhi sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat tuban.
Asal Usul Nama Tuban


Dalam masyarakat Indonesia khususnya Jawa, nama mengandung makna dan merupakan suatu hal yang bersifat sakral. Oleh karena itu nama Raja raja dibedakan dengan nama rakyatnya dan bagi masyarakat nama kecil berbeda dengan nama sesudah kawin. Beberapa pendapat tentang pemberian nama sebuah desa / daerah dikaitkan dengan : 

I. Berdasarkan legenda
Dalam legenda mengenai  asal usul “Tuban” terkait dua tempat yang penting yaitu Watu Tiban dan Bektiharjo. 
A. Watu Tiban

Ketika kerajaan Majapahit jatuh, semua harta kekayaan dibawa ke Demak. Salah satu harta kekayaan Majapahit yang dibawa ke Demak adalah pusaka kerajaan yang berbentuk batu dan pemindahannya dipercayakan pada sepasang burung bangau. Sesampai disuatu daerah, burung bangau yang sedang membawa batu pusaka diolok olok oleh anak anak pengembala dan karena marah maka jatuhlah batu pusaka kerajaan Majapahit. Adapun tempat dimana batu pusaka itu jatuh, dinamakan Tuban. Dengan demikian nama Tuban berasal dari kata “Wa(tu) Ti(ban)”. Dan ternyata batu tersebut berupa sebuah Yoni. 

B. Metu Banyu
Sesuai dengan petunjuk yang di terima oleh Raden Dandang Wacono yaitu membuka hutan Papringan untuk dijadikan negara. Pada waktu pembukaan hutan papringan, keluarlah dengan tidak terduga sebuah sumber air. ari peristiwa”Me(tu) (Ban)yune” yang berarti keluar airnya, maka spontan Raden Aryo Dandang Wacono memberi naman tempat tersebut dinamakan Tuban. umber airnya sangat sejuk dan pada akhirnya tempat tersebut dinamakan “Bektiharjo’. 

C. Nges(Tu)ake kewaji(Ban)
Menurut kebiasaan sehari hari masyarakat Tuban mudah diarahkan untuk melaksanakan yang bersifat membangun. Sifat demikian dalam bahasa Jawa dikatakan : “Nges(Tu) kewaji(Ban). 

II. Berdasarkan Etimologi
Dalam bahasa Jawa Kawi, Tuban berarti “Jeram’, sedangkan jeram itu sendiri adalah air terjun. Apabila kita lihat di Tuban terdapat air terjun yang terdapat di kecamatan Singgahan (air terjun nglirip) dan di kecamatan Semanding (air terjun banyu langse). Ada kedua air terjun baik di nglirip maupun di air terjun banyu langse tidak ada data Arkeologi yang mendukung bahwa itu bekas suatu kota. 

A. Data Arkeologi 
Di Ngerong kecamatan Rengel terdapat arca Mahatula yang menunjukkan ciri jaman Singosari. Begitu pula terdapat pecahan keramik serta batu bata, selain itu wilayah kecamatan rengel di temukan pula prasasti Malengga dan Banjaran yang bertahun 1052 M. 

B. Data Geografis
Rengel terletak di tepi Sungai Bengawan Solo yang jaman dulu merupakan sarana penghubung utama. Ditepi sungai bengawan solo terdapat hamparan sawah yang subur serta pegunungan yang membujur dari arah utara sampai ke selatan. Hal ini sangat strategis ditinjau dari segi ekonomi maupun militer dalam mendukung pengembangan pusat pemerintahan. 

BEBERAPA SUMBER SUMBER TERTULIS YANG BERKAITAN DENGAN TUBAN.
Untuk mendukung penelusuran kapan berdirinya Tuban sebagai desa atau wilayah yang setingkat dengan kabupaten sekarang ini perlu pengkajian sumber tertulis yang berupa : 

  1. Sumber tertulis berupa : Prasasti Kambang Putih, Prasasti Malengga, Prasasti Banjaran, Prasasti Tuban.
  2. Sumber tertulis berupa : Tentara Tar Tar dibawah pimpinan komando Sih-pie, Kau Sing dan Ike Messe, sebagian mendarat di Tuban dan sebagian meneruskan ke Sedayu. Dengan bantuan Raden Wijaya, tentara TarTar dapat mengalahkan Jayakatwang dari Kediri dan pada akhirnya tentara Tar-Tar dapat di hancurkan oleh Raden Wijaya dengan bantuan Arya Wiraraja dari Sumenep. Setelah hancurnya tentara Tar-Tar, Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja Mojopahit dengan gelar Sri Kertajasa Prawira.
  3. Sumber Tertulis Berita Luar Negeri. Berita Cina yang sangat penting adalah uraian Ma Hua dalam bukunya Ying Yai Shing Lan. Ma Hua adalah orang Tionghoa yang beragama Islam, yang mengiringi perjalanan Cheng Ho dalam perjalanan ke daerah daerah lautan selatan (1413 M – 1425 M).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar